gelembung

Jumat, 14 Juni 2013

Sekitar 2 kilometer menjelang sampai pantai Sadeng, di jalanan yang menurun, di sebelah timur jalan terbentang lembah yang dulunya adalah Bengawan Solo, sehingga dikenal sebagai Bengawan Solo Purba. Di jalanan yang menurun dan sempit, perlu kewaspadaan tinggi dalam berkendara, agar keselamatan selalu terjaga. Pemandangan lembah Bengawan Solo Purba dari tepi jalan tampak sangat indah, apalagi jika cuaca sedang cerah, di saat menjelang sore hari, saat sinar matahari sudah tak terlalu terik. Pancaran sinar matahari menerangi hijaunya lembah yang dimanfaatkan sebagai sawah dan ladang oleh masyarakat sekitar.
Jalan menurun menjelang sampai pantai.
IMG_3581 db
Pantai Sadeng seperti layaknya pantai-pantai di Gunungkidul lainnya : berpasir putih. Bedanya, selain sebagai obyek wisata, pantai Sadeng juga merupakan pelabuhan nelayan yang cukup besar di wilayah D.I. Yogyakarta. Banyak perahu-perahu nelayan bersandar, yang terlindung dari besarnya deburan ombak laut selatan. Pemecah ombak dengan panjang sekitar 100 meter menjorok dari sisi timur pantai menuju sisi barat. Dengan lebar sekitar 3 meter, pengunjung pantai bisa berjalan di atasnya, bahkan sepeda motor pun dapat lewat di atasnya. Bagian perairan yang masih terbuka di sisi barat pantai menjadi akses perahu nelayan yang keluar-masuk pantai.
Berpasir putih.
IMG_3601 db
Sejoli di atas pemecah ombak.
IMG_3616 db
Beberapa warung kecil menyediakan menu makanan khas pantai, tentu saja dengan lauk ikan dan sambal yang pedas. Jika beruntung, bisa pula dijumpai warung yang menyediakan olahan lobster yang dibanderol 70ribu hingga 90ribu rupiah, tergantung dari besarnya si lobster. Saat nelayan baru saja datang, pengunjung pantai bisa saja ikut pelelangan ikan di tempat pelelangan ikan (TPI) di pantai tersebut.
Telah terhidang.
IMG_3583 db
Hasil tangkapan.
IMG_3600 db
Ya, letaknya memang sangat jauh, kira-kira 80-90 km dari kota Yogyakarta. Jika menggunakan kendaraan umum, dari kota Jogja bisa naik bus arah Wonosari. Kemudian di terminal Wonosari bisa memilih bus jurusan Baran atau yang langsung ke Pracimantoro (Wonogiri). Namun lebih asyiknya memang menggunakan kendaraan pribadi, karena kita bisa berhenti untuk menikmati pemandangan yang ada sesuka hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar